Skip to main content

Film

Bantuan yang Tertolak

Kebijakan Kesejahteraan Indonesia Menahan Bantuan untuk Penyandang Disabilitas

Detail teknis dalam kebijakan bantuan sosial di Indonesia telah menyebabkan banyak penyandang disabilitas tidak mendapatkan bantuan keuangan dari pemerintah. Di Jakarta, distribusi bantuan sosial publik diputuskan melalui proses yang dikenal sebagai Sistem Terpadu Manajemen Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang menggunakan kriteria seperti kepemilikan properti untuk menentukan apakah seseorang akan menerima bantuan pemerintah atau tidak. Menurut Yeni Rosa Damayanti, ketua Perhimpunan Jiwa Sehat Indonesia, DTKS biasanya didasarkan pada keadaan keluarga, bukan individu. Hal ini membuat banyak penyandang disabilitas yang tinggal bersama keluarga mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan tunai dari program-program seperti Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ), bahkan jika mereka tidak memiliki sumber pendapatan individu. “Bambang,” seorang pria Indonesia penyandang disabilitas psikososial, menjelaskan bagaimana paradoks ini telah membuatnya tidak bisa menerima KPDJ, membuatnya sepenuhnya bergantung pada keluarganya untuk bertahan hidup. *Video termasuk deskripsi audio. *Baca bersama dengan mengklik tombol cc pada pemutar YouTube Anda.

Photo of Kinanty Andini.

Filmmaker: Kinanty Andini

Kinanty “Kinan” Andini is a freelance graphic design and digital artist and a psychosocial disability activist. She is affiliated with the Indonesian Mental Health Association (IMHA), also known as Perhimpunan Jiwa Sehat. She collaborated with other IMHA members to create a short film series, “AADM (What’s Wrong with Mental Disability)" about the underreported experiences of persons living with psychosocial disabilities. IMHA advocates for the rights of Indonesians with psychosocial disabilities based on the United Nations Convention on the Rights of Persons with Disabilities. IMHA’s activities include advocacy, campaigns, lobbying, legal efforts, media, public awareness, trainings, workshops, research, seminars, discussions, and more.

Andini is passionate about visual arts, particularly graphic design and digital art/illustration. In 2019, she produced banners and posters for a competition held by the Indonesian Ministry of Foreign Affairs. Last year, she worked as a video content creator intern at a company in Jakarta. She plans to channel her digital design and artistic skills into animation, digital comics, games, and advertising. Follow her on Instagram to check out her digital art.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *